Minggu, 10 Maret 2013

Keutamaan Do’a


Allah سبحانه و تعالى berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Dan Rabbmu berfirman: ‘Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” (QS. Al-Mu’min: 60)

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُواْ لِي وَلْيُؤْمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwa Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila dia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. ” (QS. Al-Baqarah: 186)

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ، قَالَ رَبُّكُمْ: اُدْعُونـِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Do’a adalah ibadah, Rabb kalian berfirman: ‘Berdo’alah kepada-Ku, niscaya Aku akan memperkenankan untuk kalian. “‘ (QS. Al-Mu’min: 60).”[1]

Beliau juga bersabda:
إِنَّ رَبَّكُمْ تَبَارَكَ وَتَعَالَى حَيِيٌّ كَرِيـمٌ يَسْتَحْيِي مِنْ عَبْدِهِ إِذَا رَفَعَ يَدَيْهِ إِلَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُـمَا صِفْرًا
Sesungguhnya Rabb kalian yang Mahasuci lagi Mahatinggi itu Mahamalu lagi Mahamulia, Dia malu terhadap hamba-Nya jika dia mengangkat kedua tangannya kepada-Nya untuk mengembalikan keduanya dalam keadaan kosong (tidak dikabulkan).”[2]

Selain itu, Rasulullah صلى الله عليه وسلم juga bersabda:
مَامِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُوْ اللهَ بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيْهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيْعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللهُ بِهَا إِحْدَيْ ثَلاَثٍ: إِمَّاأَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَالَهُ فِيْ اللآخِرَةِ وَإِمَّ أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوْءِ مِسْلِهَا. قَالُوْا: إِذًا نُكْثِرَ. قَالَ: اللهُ أَكْثَرُ
“Tidaklah seorang muslim berdo’a kepada Allah dengan suatu do’a yang di dalamnya tidak mengandung dosa dan pemutusan silaturrahmi, melainkan Dia akan memberikan kepadanya salah satu dari tiga kemungkinan; (yaitu, baik) dikabulkan segera do’anya itu, atau Dia akan menyimpankan baginya di akhirat kelak, atau Dia akan menghindarkan darinya keburukan yang semisalnya.” Maka para sahabat pun berkata: “Kalau begitu kita memperbanyaknya.” Beliau bersabda: “Allah lebih banyak (memberikan pahala).”[3]


[1] HR. Abu Dawud (II/77) No. 1479, at-Tirmidzi (3247), Ibnu Majah no. 3828, Shahih jami’ush Shaghir dan Shahih Ibnu Majah (II/324)
[2]
HR. Abu Dawud (1488), at-Tirmidzi (3556), Ibnu Majah no. 3865. Dan Ibnu Hajar mengemukakan, bahwa sanad hadits tersebut jayyid. Lihat juga Shahih Tirmidzi (III/179)
[3]
At-Tirmidzi No. 3573, Ahmad (III/18), Shahihud Jami’ (5678) dan Shahihut Tirmidzi (III/181). Hasan Shahih

Disalin dari: Do’a & Wirid Mengobati Guna-guna dan Sihir Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, hal. 12-15

Tidak ada komentar:

Posting Komentar