Rabu, 13 Maret 2013

Etika Berdoa dalam Al Qur'an

Dalam berdoa, ada etika yang ahrus dipenuhi agar setiap permohonan kita dikabulkan oleh ALlah SWT.
Adapun etika berdoa, kita ambil saja langsung dari ayat Suci Al Qur'an dengan beberapa poin di bawah ini.

Setidaknya ada 3 point penting yang menjadi cikal bakal terkabulnya doa yang kita panjatkan.

Etika dalam berdoa adalah:

1. Ikhlas.

قُلْ أَمَرَ رَبِّي بِالْقِسْطِ وَأَقِيمُوا وُجُوهَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ كَمَا بَدَأَكُمْ تَعُودُونَ ٢٩

Artinya:
Katakanlah: "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan". dan (katakanlah): "Luruskanlah muka (diri)mu[533] di Setiap sembahyang dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya. sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali kepadaNya)".
(QS. Al-A'raf: 29)

[533] Maksudnya: tumpahkanlah perhatianmu kepada sembahyang itu dan pusatkanlah perhatianmu semata-mata kepada Allah.


هُوَ الَّذِي يُسَيِّرُكُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ حَتَّى إِذَا كُنْتُمْ فِي الْفُلْكِ وَجَرَيْنَ بِهِمْ بِرِيحٍ طَيِّبَةٍ وَفَرِحُوا بِهَا جَاءَتْهَا رِيحٌ عَاصِفٌ وَجَاءَهُمُ الْمَوْجُ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ أُحِيطَ بِهِمْ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ لَئِنْ أَنْجَيْتَنَا مِنْ هَذِهِ لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ ٢٢

Artinya:
Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (berlayar) di lautan. sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), Maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-mata. (mereka berkata): "Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan Kami dari bahaya ini, pastilah Kami akan Termasuk orang-orang yang bersyukur".
(QS. Yunus: 22).


فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ ٦٥

Artinya:
Maka apabila mereka naik kapal mereka mendoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya[1158]; Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah)
(QS. Al-Ankabuut: 65).

[1158] Maksudnya: dengan memurnikan ketaatan semata-mata kepada Allah.


وَإِذَا غَشِيَهُمْ مَوْجٌ كَالظُّلَلِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ فَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمَا يَجْحَدُ بِآيَاتِنَا إِلا كُلُّ خَتَّارٍ كَفُورٍ ٣٢

Artinya:
"Dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurus[1186]. dan tidak ada yang mengingkari ayat- ayat Kami selain orang-orang yang tidak setia lagi ingkar."
(QS. Luqman: 32).

[1186] Yang dimaksud dengan jalan yang Lurus Ialah: mengakui ke-esaan Allah.


فَادْعُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ ١٤

14. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadat kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai(nya).
(QS. AL-Mu'min: 14).

هُوَ الْحَيُّ لا إِلَهَ إِلا هُوَ فَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (٦٥)


Artinya:
"Dialah yang hidup kekal, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia; Maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadat kepada-Nya. segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam."
(QS. Al-Mu'min: 65).


2. Berdoa dengan Suara Pelan.

ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ ٥٥

Artinya:
"Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas[549]."
QS. Al-A'raf: 55).

[549] Maksudnya: melampaui batas tentang yang diminta dan cara meminta.


وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالآصَالِ وَلا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ ٢٠٥

Artinya:
"Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang lalai."
QS. Al-A'raf: 205).


قُلِ ادْعُوا اللَّهَ أَوِ ادْعُوا الرَّحْمَنَ أَيًّا مَا تَدْعُوا فَلَهُ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى وَلا تَجْهَرْ بِصَلاتِكَ وَلا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلا ١١٠

Artinya:
Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai Al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya[870] dan carilah jalan tengah di antara kedua itu".
(QS. Al-Israa': 110).

[870] Maksudnya janganlah membaca ayat Al Quran dalam shalat terlalu keras atau terlalu perlahan tetapi cukuplah sekedar dapat didengar oleh ma'mum.


3. Mengulang-ulang Doa.

وَنَادَى نُوحٌ رَبَّهُ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ابْنِي مِنْ أَهْلِي وَإِنَّ وَعْدَكَ الْحَقُّ وَأَنْتَ أَحْكَمُ الْحَاكِمِينَ ٤٥

Artinya:
Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya anakku Termasuk keluargaku, dan Sesungguhnya janji Engkau Itulah yang benar. dan Engkau adalah hakim yang seadil-adilnya."
QS. Huiud: 45).


قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا ٤

Artinya:
ia berkata "Ya Tuhanku, Sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, Ya Tuhanku."
(QS. Maryam: 4).

Itulah etika berdoa yang telah diajarkan Allah SWT melalui Rasululah SAW kepada kita semua.
Jadi sedapat mungkin, jangalah menyerah untuk berdoa kalau permohonan kita belum dikabulkan oleh Allah SWT. Jelas dalat Al Qur'an kita disuruh untuk mengulang-ulang doa meskipun sampai ubanan ya harus tetap berdoa biar bisa terkabul.

Minggu, 10 Maret 2013

Keutamaan Do’a


Allah سبحانه و تعالى berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Dan Rabbmu berfirman: ‘Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” (QS. Al-Mu’min: 60)

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُواْ لِي وَلْيُؤْمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwa Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila dia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. ” (QS. Al-Baqarah: 186)

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ، قَالَ رَبُّكُمْ: اُدْعُونـِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Do’a adalah ibadah, Rabb kalian berfirman: ‘Berdo’alah kepada-Ku, niscaya Aku akan memperkenankan untuk kalian. “‘ (QS. Al-Mu’min: 60).”[1]

Beliau juga bersabda:
إِنَّ رَبَّكُمْ تَبَارَكَ وَتَعَالَى حَيِيٌّ كَرِيـمٌ يَسْتَحْيِي مِنْ عَبْدِهِ إِذَا رَفَعَ يَدَيْهِ إِلَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُـمَا صِفْرًا
Sesungguhnya Rabb kalian yang Mahasuci lagi Mahatinggi itu Mahamalu lagi Mahamulia, Dia malu terhadap hamba-Nya jika dia mengangkat kedua tangannya kepada-Nya untuk mengembalikan keduanya dalam keadaan kosong (tidak dikabulkan).”[2]

Selain itu, Rasulullah صلى الله عليه وسلم juga bersabda:
مَامِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُوْ اللهَ بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيْهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيْعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللهُ بِهَا إِحْدَيْ ثَلاَثٍ: إِمَّاأَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَالَهُ فِيْ اللآخِرَةِ وَإِمَّ أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوْءِ مِسْلِهَا. قَالُوْا: إِذًا نُكْثِرَ. قَالَ: اللهُ أَكْثَرُ
“Tidaklah seorang muslim berdo’a kepada Allah dengan suatu do’a yang di dalamnya tidak mengandung dosa dan pemutusan silaturrahmi, melainkan Dia akan memberikan kepadanya salah satu dari tiga kemungkinan; (yaitu, baik) dikabulkan segera do’anya itu, atau Dia akan menyimpankan baginya di akhirat kelak, atau Dia akan menghindarkan darinya keburukan yang semisalnya.” Maka para sahabat pun berkata: “Kalau begitu kita memperbanyaknya.” Beliau bersabda: “Allah lebih banyak (memberikan pahala).”[3]


[1] HR. Abu Dawud (II/77) No. 1479, at-Tirmidzi (3247), Ibnu Majah no. 3828, Shahih jami’ush Shaghir dan Shahih Ibnu Majah (II/324)
[2]
HR. Abu Dawud (1488), at-Tirmidzi (3556), Ibnu Majah no. 3865. Dan Ibnu Hajar mengemukakan, bahwa sanad hadits tersebut jayyid. Lihat juga Shahih Tirmidzi (III/179)
[3]
At-Tirmidzi No. 3573, Ahmad (III/18), Shahihud Jami’ (5678) dan Shahihut Tirmidzi (III/181). Hasan Shahih

Disalin dari: Do’a & Wirid Mengobati Guna-guna dan Sihir Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, hal. 12-15

Kehebatan Do'a

Kehebatan Doa


Sabda Rasulullah s.a.w : “Doa itu adalah anak kunci pintu rahmat” (Ad-Dailami)

KEHEBATAN DOA…

    Kali pertama bumi diciptakan, bumi selalu bergoyang, bergoncang dan tidak berputar dengan stabil malah tidak berputar pada paksinya. Pekara ini merungsingkan para malaikat lalu para malaikat menghadap Allah SWT;
“Wahai Rabb Yang Maha Mengetahui, menga…pa bumi ini bergoyang?” Tanya para malaikat.
“Kerana belum dipaku.” Jawab Allah singkat.
“Lalu, bagaimana Engkau memaku bu
mi Wahai Rabb?” Tanya malaikat lagi. “Aku akan menciptakan gunung-ganang.” Jawab Allah. Setelah itu, Allah terus menciptakan gunung-ganang di berbagai belahan bumi. Apa yang terjadi adalah sememangnya benar setelah diciptakannya gunung-ganang, bumi pun diam kemudian berputar sesuai paksinya. Maka kemudian gunung dikenali sebagai paku bumi yag diciptakan Allah SWT. Paku merupakan benda keras yang terbuat dari besi. Setelah Allah menciptakan paku bumi iaitu gunung-ganang, kemudian para malaikat pun bertanya lagi;
“Ya Rabb, adakah yang lebih kuat dari paku?”
“Ada!” Jawab Allah. “Iaitu api, yang dengan panasnya dapat melelehkan besi.”
“Adakah yang lebih kuat lagi selain api, Ya Rabb?” Tanya malaikat.
“Ada! Yakni air yang dapat memadamkan api.” Jawab Allah lagi.
“Jadi Ya Rabb, adakah yang lebih kuat dari air?” Sambung malaikat.
“Ada! Iaitu angin, yang kerananya dapat membawa air ke mana pun ia berhembus.” Jawab Allah lagi.
“Tapi Ya Rabb, adakah yang lebih kuat daripada semua itu (gunung, api, air dan angin)?” Malaikat bertanya lagi.
“Ada! Iaitu nafas hamba-Ku yang berdoa kepada-Ku. Kerana sesungguhnya doa itu mampu mengubah takdir-Ku.” Demikian Allah SWT menjelaskan..
Pelajaran dari cerita di atas: Gunakan kehebatan doa untuk ubah nasib kita!
Sumber: Hadis Qudsi